Jakarta -
Bank Mega Syariah berencana masuk menggarap segmen slope emas. Menurut Direktur Bisnis Bank Mega Syariah Rasmoro Pramono Aji rencana tersebut sedang dikaji.
"Itu memang menjadi salah satu pilar kita di tahun ini. Termasuk dengan pattern-nya. Kita berharap di awal semester dua, karena kita mesti membangun sistem. Karena kita ingin komplit dalam hal digital," kata Rasmoro kepada wartawan saat ditemui di media gathering, di kantor Bank Mega Syariah, Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Menurut Rasmoro emas memiliki prospek menjanjikan sekaligus aman, dan nasabah juga memilih investasi yang lebih aman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemungkinan kalau situasi world seperti ini, orang akan cari safe haven. Mesti akan lari ke emas. Untuk di segmen tertentu, sangat tinggi. Makanya kita akan membuat produk itu (tabungan emas)," terang Rasmoro.
Selain itu Bank Mega Syariah memfokuskan strategi Business to Business to Consumer (B2B2C) dalam memperluas penetrasi pasar, dan meningkatkan pertumbuhan bisnis secara eksponensial di tahun ini. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung penetrasi pasar ritel dan tidak hanya menyasar nasabah korporasi, tetapi juga seluruh ekosistem yang ada di dalamnya.
"Pendekatan B2B2C ini akan didukung dengan inovasi produk dan layanan yang inovatif untuk memastikan kemudahan akses perbankan syariah bagi seluruh segmen nasabah. Sejumlah produk andalan dari Bank Mega Syariah antara lain tabungan haji, mobile banking M-Syariah, layanan privilege banking Mega First Syariah, reksadana syariah, dan kartu pembiayaan Syariah Card," ujar Direktur Utama Bank Mega Syariah, Yuwono Waluyo.
Produk tabungan haji dari Bank Mega Syariah mendukung berbagai kalangan usia dalam merencanakan perjalanan ibadah ke tanah suci. Per 2024, full nasabah tabungan haji naik lebih dari 6% secara twelvemonth connected twelvemonth (yoy), dan haji khusus meningkat hingga 246% secara yoy.
Hingga saat ini, Bank Mega Syariah telah menjalin 442 Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU), serta telah melakukan lebih dari 5.700 keberangkatan haji dan 1.013 keberangkatan umrah.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik
Bank Mega Syariah juga memfasilitasi pengelolaan keuangan nasabah melalui produk wealthiness guidance seperti reksadana dan bancassurance. Kedua produk ini mendorong pendapatan slope dari sisi interest based income (FBI). FBI dari produk reksadana meningkat rata-rata 15% per bulan, sementara FBI dari bancassurance naik sebesar 26,25% YoY. Di sisi lain, layanan Priority Banking juga menunjukkan pertumbuhan dengan jumlah nasabah yang memiliki Total Relationship Balance (TRB) di atas Rp 500 juta naik 37,4% yoy.
"Kami optimis bahwa tahun 2025 menjadi momentum bagi Bank Mega Syariah untuk terus bertumbuh dan memperkuat posisi sebagai salah satu slope syariah pilihan masyarakat di Indonesia. Melalui optimalisasi ekosistem, digitalisasi, serta ekspansi pembiayaan yang selektif, kami yakin dapat menghadirkan layanan terbaik bagi nasabah dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia," tutur Yuwono.
Teepanjang 2024, full aset Bank Mega Syariah tumbuh lebih dari 21% secara yoy. Pertumbuhan aset ditopang oleh fungsi intermediasi slope yang berjalan dengan baik. Pembiayaan yang disalurkan Bank Mega Syariah tumbuh 10,45% yoy, menjadi Rp 7,72 triliun pada 2024. Pertumbuhan pembiayaan didukung oleh perluasan portofolio pada segmen komersial dan konsumer, termasuk produk Syariah Card yang mendapatkan respon positif dari pasar.
Dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan yang stabil, mencapai Rp 9,96 triliun atau meningkat 2,82% yoy. Peningkatan terbesar DPK terjadi pada portofolio giro yang tumbuh sebesar 47,79%.
Di sisi lain, full liabilitas slope per 31 Desember 2024 mencapai Rp 2,92 triliun, naik sebesar 29,48% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 2,26 triliun. Pertumbuhan liabilitas ini didorong oleh peningkatan produk tabungan wadiah, yang merupakan produk simpanan berbiaya rendah, serta kenaikan liabilitas kepada Bank Indonesia guna menjaga likuiditas slope dengan tetap mengoptimalkan efisiensi beban dana.
Dari sisi profitabilitas, Bank Mega Syariah membukukan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 323,22 miliar pada tahun 2024, meningkat 5,92% dari Rp 305,16 miliar di tahun 2023. Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan laba usaha yang tercatat sebesar 4,33%. Sementara itu, laba bersih Bank Mega Syariah tahun 2024 mencapai Rp 253,19 miliar, naik sebesar 6,06% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp 238,72 miliar.