Jakarta -
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan sektor industri agro di Indonesia terus mengalami pertumbuhan.
Kondisi ini berbeda dengan industri tekstil di Indonesia yang menghadapi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Hal ini disampaikan saat Wamenperin mengunjungi pabrik Syngenta Indonesia di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/3). Menurutnya, industri agro justru memiliki prospek cerah di tengah situasi ekonomi yang menantang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengapresiasi Syngenta Indonesia yang berhasil mengantongi kepercayaan dari pasar dan petani selama puluhan tahun, meningkatkan investasi permesinan, serta mengembangkan ukuran bisnisnya di Indonesia.
"Ini penting karena di tengah situasi pesimisme PHK dan lain-lain, ini menanamkan bahwa sektor yang berhubungan dengan pertanian, memang tidak akan ada PHK. Justru size bisnisnya yang berkembang," ujar Faisol dalam keterangan tertulis, Kamis (13/3/2025).
"Apalagi pemerintah dengan programme ketahanan pangan. Tentu juga ada peluang yang sangat besar dengan nutrient estate, peluang ini bagi bisnis yang berhubungan dengan sektor pangan," tambahnya.
Di sisi lain tantangan yang dihadapi oleh sektor industri agro tidak mudah. Termasuk di antaranya luas lahan yang kian sempit, konversi lahan pertanian, berkurangnya jumlah petani, dan gempuran produk impor di tengah permintaan pasar yang tinggi.
"Saya kira kalau keseriusan kita betul-betul kita galang di semua lapisan termasuk yang menyediakan kebutuhan bagi produktivitas seperti pestisida dan herbisida, maka tujuan pemerintah untuk ketahanan pangan bisa berhasil," terang Faisol.
Sementara itu, President Director of Syngenta Indonesia Eryanto mengatakan bahwa pihaknya selama ini berkomitmen meningkatkan kesejahteraan petani melalui visi petani maju. Dengan visi ini, Syngenta Indonesia fokus menggenjot produktivitas petani untuk menghasilkan panen yang lebih tinggi.
Selain menjadi supplier bibit dan produk-produk pertanian, Syngenta Indonesia juga melakukan inovasi dengan menyediakan level daring yang dapat digunakan para petani berkonsultasi mengenai pertanian setiap hari.
"Kami punya dua aplikasi yakni cropwise grower dan peTani apps dengan pengguna teregistrasi pada 2024 sebanyak 116 ribu. Di aplikasi ini, petani bisa langsung sharing mengenai penyakit tanaman yang mereka alami," ujar Eryanto.
(hns/hns)